Unknown
Kanker Kulit ?




     Kanker kulit adalah pertumbuhan sel-sel pada kulit pada taraf abnormal. Penyebab kanker kulit berbeda-beda dan tingkat keganasan kanker pun berbeda-beda. Kanker kulit paling umum terjadi pada lapisan sel skuamosa, basal dan melanosit. Kanker kulit biasanya tumbuh di epidermis (lapisan paling luar kulit), sehingga tumor (benjolan) dapat terlihat dari luar, sehingga kanker kulit merupakan jenis kanker yang paling mudah ditemukan gejalanya pada stadium awal. kanker kulit juga merupakan kanker yang paling sedikit resiko kematiannya pada penderita, ini disebabkan karena kulit jarang dapat mencapai organ-organ vital seperti jantung, paru-paru, ginjal dan batang otak pada manusia.

     Orang berkulit putih cenderung lebih berisiko sebab mereka memiliki pigmen pelindung dari sinar UV yang jauh lebih sedikit ketimbang orang berkulit hitam. Dengan terjadinya cuaca ekstrem dan gejala pemanasan global, sangat penting bagi Anda untuk mengenali ciri-ciri kanker kulit agar dapat melakukan upaya pencegahan agar terhindar dari penyakit mematikan ini, atau bahkan untuk melakukan pengobatan dini.

Tanda dan Gejala Kanker Kulit 

     Ciri-ciri kanker kulit yang pertama adalah adanya tumor atau tompel atau benjolan yang dapat terlihat dari luar. Inilah yang menyebabkan kanker kulit cenderung memiliki risiko kematian paling sedikit, sebab ciri-cirinya bisa dikenali dengan mudah, sehingga pertolongan medis pun bisa dilakukan lebih cepat. Selain itu, kulit juga merupakan organ yang letaknya paling jauh dari organ vital utama manusia, sehingga kemungkinan penyebarannya membutuhkan waktu yang lebih lama.

     Jenis benjolan pada gejala kanker kulit merupakan tanda-tanda adanya kemungkinan kanker kulit stadium awal. Bila Anda menemukan sebuah benjolan tidak wajar, artinya tiba-tiba muncul dan belum pernah dirasakan sebelumnya, maka perhatikanlah beberapa hal berikut: 

  1. Bentuk benjolan yang kurang beraturan atau asimetris. Sehingga antara bentuk bagian kiri dan kanannya terlihat berbeda.
  2.  Adanya batas pinggiran benjolan yang terlihat tidak rata dan cenderung memiliki tekstur yang kasar. 
  3. Benjolan memiliki warna yang tidak rata atau bergradasi, misalnya warna gelap di tengah dan warna cokelat muda di bagian pinggir hingga batas tepinya. 
  4. Besar diameter benjolan yang tidak wajar, bandingkan dengan diameter sebuah pensil. 
  5. Bentuknya yang berubah-ubah jika diamati secara teliti. Untuk membuktikan hal ini Anda bisa mengambil foto benjolan atau tompel pada hari pertama Anda mengetahuinya. Kemudian lakukan pengambilan foto pada minggu berikutnya, amati apakah ada perubahan bentuk, warna, atau bahkan ukuran.
     Sementara ciri-ciri kanker kulit yang lain adalah dengan adanya benjolan yang terasa gatal atau bahkan sakit jika disentuh. Amati juga bila terdapat luka kecil pada kulit yang terus mengeluarkan darah sehingga cenderung tidak sembuh. Hal ini bisa jadi adalah gejala kanker kulit.

Unknown
Kanker Hati ?


     Kanker hati primer merupakan penyakit di mana sel kanker yang tumbuh berasal dari organ hati. Beberapa tipe kanker hati primer diberi nama sesuai dengan asal tumbuh sel kanker tersebut. Hepatocellular carcinoma (HCC) atau hepatoma yang tumbuh dari sel utama hati yang disebut hepatocytes dan merupakan 85% dari kasus kanker primer. Jenis kanker hati primer yang tidak begitu umum terjadi berasal dari sel berada pada garis saluran empedu yang disebut cholangiocytes, sehingga kanker tipe ini lebih dikenal sebagai kanker cholangiocarcinoma atau kanker saluran empedu.

     Organ hati juga merupakan tempat dari tumbuhnya satu tipe kanker yang disebut kanker hati sekunder (kanker metastatik). Pada kondisi ini kanker utama sebenarnya berasal dari bagian tubuh yang lain dan membentuk deposit sekunder pada hati. Contoh umum dari kasus yang sering terjadi adalah kanker kolorektal yang menyebar ke organ hati melalui pembuluh darah.

Umumkah Kanker Hati?


     Secara global, kanker hati primer umumnya terjadi pada pria dua kali lipat lebih sering dibandingkan pada wanita. Kanker hati merupakan kanker paling umum urutan ke-5 dan ke-7 bagi pria dan wanita. Negara-negara Asia mempunyai 80% pasien kanker hati primer secara global di mana sekitar 600.000 kasus terdiagnosa setiap tahunnya.

Apa yang menjadi faktor resiko penyebab kanker hati?


     Terdapat tiga faktor utama yang menyebabkan tumbuhnya HCC (kanker hati primer paling umum) yaitu infeksi kronis Hepatitis B, infeksi kronis Hepatitis C, dan konsumsi alkohol yang berlebihan. Resiko bagi individual dengan infeksi kronis Hepatitis B untuk terkena HCC adalah 100x dari individu normal.

     Faktor lain yang menjadi resiko meliputi aflatoxin (racun yang ditemukan pada kacang yang berjamur, gandum, dan kedelai), kondisi yang diwariskan (misal haemochromatosis, defisiensi alpha-1 anti-trypsin) dan penyebab cirrhosis (luka sepanjang hati) seperti hepatitis autoimun atau primary biliary cirrhosis. Banyak kanker hati dapat dicegah melalui peran masyarakat dalam mengurangi paparan terhadap faktor-faktor resiko yang telah diketahui.

Apa saja gejala-gejala kanker hati ?

      Pasien yang terkena HCC biasanya tidak memiliki gejala-gejala yang berbeda dengan penyakit hati kronik lainnya. Dengan gejala yang memburuk dari penyakit hati kronis seperti pembengkakan perut akibat cairan (ascites), encephalopathy (berubahnya kondisi mental), sakit kuning, atau pendarahan pada sistem saluran pencernaan dapat meningkatkan kemungkinan berkembangnya HCC. Disamping itu, beberapa pasien juga mungkin merasakan rasa nyeri pada perut bagian atas, kehilangan berat badan, mudah kenyang, letih lesu, anoreksia, atau benjolan yang dapat dirasakan pada perut bagian atas.

Apakah dapat dilakukan skrining untuk kanker hati ?

Ya, skrining dapat membantu dokter untuk menemukan dan mengobati HCC sedini mungkin, saat kanker masih setempat saja dan lebih mudah diangkat melalui proses bedah. Hal ini dapat meningkatkan tingkat keselamatan. Mereka yang mengidap infeksi Hepatitis B kronis dan luka hati (cirrhosis) karena hepatitis C atau sebab lain memiliki resiko tinggi terkena penyakit ini dan harus melalukan skrining guna mendeteksi kanker hati.

Proses skrining meliputi:

- Tes darah untuk alpha-fetoprotein (AFP) 3-6 bulan sekali.
- Scan ultrasound pada bagian hati 6-12 bulan sekali.
Unknown
Obesitas ?


     Kegemukan atau obesitas adalah suatu kondisi medis berupa kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi sedemikian rupa sehingga menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan, yang kemudian menurunkan harapan hidup dan/atau meningkatkan masalah kesehatan. Seseorang dianggap menderita kegemukan (obese) bila indeks massa tubuh (IMT), yaitu ukuran yang diperoleh dari hasil pembagian berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam meter, lebih dari 30 kg/m2.

     Kegemukan meningkatkan peluang terjadinya berbagai macam penyakit, khususnya penyakit jantung, diabetes tipe 2, apnea tidur obstruktif, kanker tertentu, osteoartritis dan asma. Kegemukan sangat sering disebabkan oleh kombinasi antara asupan energi makanan yang berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, dan kerentanan genetik, meskipun sebagian kecil kasus terutama disebabkan oleh gen, gangguan endokrin, obat-obatan atau penyakit psikiatri. Hanya sedikit bukti yang mendukung pandangan bahwa orang yang gemuk makan sedikit namun berat badannya bertambah karena metabolisme tubuh yang lambat; rata-rata orang gemuk mengeluarkan energi yang lebih besar dibandingkan orang yang kurus karena dibutuhkan energi untuk manjaga massa tubuh yang lebih besar.

     Pengaturan diet dan aktivitas fisik masih menjadi tata laksana utama kegemukan. Kualitas asupan dapat diperbaiki dengan mengurangi konsumsi makanan padat energi contohnya makanan yang tinggi lemak dan gula, serta dengan meningkatkan asupan serat. Obat-obatan anti-kegemukan dapat dikonsumsi untuk mengurangi selera makan atau menghambat penyerapan lemak, disertai dengan asupan diet yang tepat. Apabila diet, olahraga, dan obat-obatan belum efektif, maka balon lambung dapat membantu mengurangi berat badan, atau operasi dapat dilakukan untuk mengurangi volume lambung dan/atau panjang usus sehingga dapat memberikan rasa kenyang yang lebih dini dan menurunkan kemampuan penyerapan nutrisi dari makanan.

     Kegemukan adalah penyebab kematian yang dapat dicegah paling utama di dunia, dengan prevalensi pada orang dewasa dan anak yang semakin meningkat, sehingga pihak berwenang menganggap kegemukan sebagai salah satu masalah kesehatan masyarakat paling serius pada abad 21. Kegemukan umumnya merupakan stigma di dunia modern (khususnya di Dunia barat), meskipun pada suatu waktu dalam sejarah, kegemukan secara luas dianggap sebagai simbol kekayaan dan kesuburan, dan masih dianggap demikian di beberapa bagian di dunia hingga sekarang.

     Pada tahun 2013, orang dengan kegemukan di dunia berjumlah 2,1 miliar dan Indonesia masuk urutan 10 besar dengan orang kegemukan berjumlah 40 juta orang atau setara seluruh penduduk Jawa Barat. Tidak seperti halnya di negara maju yang gemuk kebanyakan adalah laki-laki, maka di Indonesia yang gemuk kebanyakan adalah perempuan.



     Pada anak, berat badan yang sehat bervariasi berdasarkan usia dan jenis kelamin. Kegemukan pada anak dan remaja tidak didefinisikan dengan suatu angka mutlak, namun berhubungan dengan riwayat kelompok dengan berat badan yang normal, kegemukan didefinisikan apabila IMT lebih besar dari persentil ke-95. 


     Data rujukan yang menjadi dasar penentuan persentil ini berasal dari tahun 1963 hingga 1994, dan oleh karena itu belum dipengaruhi oleh peningkatan berat badan yang terjadi akhir-akhir ini.

IMT
 
Klasifikasi
< 18.5
berat badan kurang
18.5–24.9
normal
25.0–29.9
berat badan lebih
30.0–34.9
kegemukan kelas I
35.0-39.9
kegemukan kelas II
≥ 40.0
  kegemukan kelas III  
  




Beberapa lembaga membuat modifikasi dari definisi WHO tersebut. Literatur Bedah membagi kegemukan "kelas III" menjadi beberapa kategori, yang angkanya masih menjadi perdebatan.
  • IMT ≥ 35 atau 40 disebut kegemukan berat
  • IMT ≥ 35 atau 40–44.9 atau 49.9 disebut kegemukan morbid
  • IMT ≥ 45 atau 50 disebut kegemukan super/super obese
     
     Karena populasi Asia memperlihatkan dampak negatif kegemukan terhadap kesehatan pada nilai IMT yang lebih rendah dibandingkan populasi Kaukasia, beberapa negara membuat definisi ulang kegemukan; seperti di Jepang yang mendefinisikan kegemukan sebagai nilai IMT lebih dari 25  sedangkan China menggunakan nilai IMT lebih dari 28.